Dokter Salah Diagnosa, Wajah Cantik Dinda Berubah Jadi Hitam

Dinda Muknisa siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Muara Dua, OKU Selatan. harus menginap lebih lama dirumah sakit Hermina.
Sebelumnya ia telah berobat dengan dokter di kampung halamannya Muara Dua, namun bukannya sembuh sakitnya malahan semakin parah bahkan ia hanya terkapar di ruangan kamar Rumah Sakit Hermina Palembang.
Menurut cerita Ibunda korban, pada hari Minggu (31/5) Dinda terkena demam, badannya menggigil dan panas tinggi.
Lalu dibawalah ke Klinik Im yang berada di kampung halamannya Muara Dua, namun kata dokter berinisial Is yang menangani Dinda terkena Malaria sehingga dilakukan perawatan.
Pada malam senin dokter Is yang bertugas di Klinik tersebut menyarankan untuk segera dirawat inapkan karena kondisi Dinda sudah terkena malaria.
Dinda Muknisa dirawat di RS Hermina Palembang, Senin (8/6/2015). Dinda keracunan obat setelah sebelumnya didiagnosa sakit malaria dan cacar air.© TRIBUNSUMSEL.COM/MA FAJRI Dinda Muknisa dirawat di RS Hermina Palembang, Senin (8/6/2015). Dinda keracunan obat setelah sebelumnya didiagnosa sakit malaria dan cacar air.
Setelah dilakukan perawatan oleh dokter tersebut dan diberi obat Malaria Dinda malah tidak lekas sembuh, tubuhnya bahkan semakin lemas dan menggigil.
"Kami waktu itu kan panik lantas kami bawa ke Klinik Im, kata dokter Is yang bertugas dia terkena malaria dan perlu dirawat inap diklinik tersebut," kata Indah ibu korban pada TribunSumsel.com
Setelah melihat kondisi Dinda tidak lekas sembuh dan malahan semakin parah, ditambah lagi keluarnya bintik-bintik merah pada kulitnya membuat ortu korban memutuskan untuk memulangkan Dinda dari klinik tersebut.
"Dokter itu sempat bilang kalo Dinda perlu di cek darah lagi untuk mengetahui lebih lanjut penyakitnya seperti apa, namun kami tidak mau dan terpaksa dia kami bawa ke Palembang untuk mendapatkan perawatan lebih baik," bebernya.
Bintik-bintik merah ditubuh Dinda semakin banyak setelah ia mendapatkan perawatan dari dokter Klinik Im, kondisi itu membuat kedua ortunya memutuskan membawa ia ke Palembang dengan tujuan Rumah Sakit AK Gani.
"Pada waktu itu kami ke RS Ak Gani namun ternyata disana tidak tersedia kamar kosong, sempat di diagnosa oleh dokter disana namun mereka tidak sanggup, petugas disana menganjurkan agar kami merawat kerumah sakit Hermina, sempat kami bingung karena disana biayanya kan mahal, berhubung kondisi dia sudah kritis jadi terpaksa kami bawa ke Hermina," kata Aan ayah Korban menambahkan.
Di RS Hermina Palembang Dinda dirawat oleh dokter spesialis kulit yang tidak ingin disebutkan namanya. Pada saat Tribun Sumsel mengunjungi ruangan tempat Dinda dirawat, ia terlihat hanya berbaring dengan seluruh kujur tubuh berbercak merah kehitam-hitaman.
Bercak tersebut memenuhi tubuh Dinda mulai dari wajah, tangan, badan hingga kaki korban. Dinda hanya bisa berbaring ditemani Ibu dan Neneknya di ruangan berukuran sekitar 4x4 tetsebut.
Menurut Indah ibu korban, Dinda telah dirawat di Hermina selama dua hari, selama itu pula tubuhnya terus di infus oleh pihak dokter yang menanganinya.
"Alhamdulillah sekarang ini sudah mulai baikan, waktu pertama kali ke sini dia itu sempat tidak bisa makan dan pipis karena kemaluan korban juga dipenuhi bercak-bercak merah tersebut, bercak itu kata dia perih sekali disertai gatal-gatal," tutur ibu korban.
Menurut ibunya, Dinda telah beberapa kali dikunjungi oleh dokter spesialis kulit yang merawat anaknya. Bahkan Sabtu (6/6) kemarin ada tiga doktet sekaligus yang mengunjungi kamar rawat Dinda.
"Kemarin ada dokter bersama dua dokter lain dokter syaraf dan dokter penyakit dalam datang kekamar mengecek kondisi dia, Alhamdulillah sekarang kondisinya baikan bintik-bintik itu tidak sakit lagi," beber ibu korban.
Indah ibu korban merasa kasihan karena pada hari pertama di rawat di Hermina kondisi korban sangat memperihatinkan, ia bahkan tidak bisa makan dan menggerakan kepala karena bercak-bercak ditubuhnya sangat parah.
"Kalo sekarang dia cuma makan bubur yang dikasih rumah sakit, dokter juga bilang ia untuk saat ini harus makan bubur dulu karena kondisinya itu," jelasnya.
Sementara itu ketika Tribun Sumsel mencoba menemui suster yang mengurusi diagnosa korban, berdasarkan hasil diaknosa sementara yang dilakukan dokter kulit, ternyata korban menderita penyakit Sindrom Stevens Johnson yaitu penyakit yang disebabkan alergi pada obat tertentu.
"Berdasarkan diagnosa sementara pasien menderita penyakit alergi pada obat yang sebelumnya dikonsumsi, nah kali masalah medisnya lebih baik tanya dokter yang menangani pasien tersebut, kalo hasil ini barus sementara," kata seorang suster yang bertugas di RS Hermina lantai 3. (Defri Irawan)
Previous
Next Post »

1 komentar.:

Write komentar.
1 Juni 2016 pukul 08.28 delete

terima kasih untuk informasi yang bermanfaat ini.

Reply
avatar

Peraturan Berkomentar :

1. Dilarang mengirimkan Link aktif.
2. Dilarang melecehkan / menghina orang lain.
3. Dilarang menuliskan kata kata kasar.
4. Dilarang Promosi.

Jika melanggar peraturan, komentar anda akan dihapus dari blog ini.

Untuk dapat mengirimkan emoticon silahkan temui tombol bertuliskan ' Emoticon ' dan tulis codenya di kolom komentar.
ConversionConversion EmoticonEmoticon